,

LAN MELALI KE BALI

Friday 16 November 2012


AIR TERJUN GITGIT


Air Terjun tertinggi di Bali ini terletak di desa Gitgitkecamatan Sukasada, kabupaten Buleleng. Dari kota Singaraja berjarak 11 km ke arah selatan menuju ke arah Pancasari dan Bedugul. Air terjun yang memiliki tinggi sekitar 35 meter ini sangat asri dan memiliki panorama yang indah dan berada di lingkungan yang berhawa sejuk.
Dari tempat parkir, turun dengan jalan kaki setelah melewati tempat parkir Gitgit, tersedia jasa guide lokal yang dikelola  oleh desa  setempat,  menawarkan jasa mengantar para wisatawan menuju wisata air terjun yang indah ini.
Selain  suara deburan air terjun dan kicauan burung, hamparan sawah, perkebunan cengkeh dan kopi / begitu pula tumbuhan bambu sepanjang jalan menuju air terjun menyuguhkan suasana hijau, damai dan alami.
Di sepanjang perjalanan, kalau mau bawa oleh-oleh, bisa juga beli pernak-pernik yang dijual warga setempat. Pastinya akan lengkap liburan alam Anda di Bali.

Museum Bajra Sandi Renon 


Museum Bajra Sandi Renon di Lapangan Niti Mandala Denpasar merupakan alternatif jalan-jalan anda ke Denpasar.

Lapangan Niti Mandala itu merupakan jantung kota dari Denpasar Bali. Lapangan ini berada di pusat kota Denpasar, Ibukota dari Provinsi Bali. Lapangan ini merupakan taman publik yang digunakan untuk aktivitas warga Denpasar. Setiap pagi dan sore kita bisa melihat orang yang berolahraga joging, sepakbola, maupun yang sekedar jalan-jalan dan menikmati kuliner yang ada di situ.
Pintu Masuk Museum Bajra Sandi Renon di Lapangan Niti Mandala Denpasar
Yang menjadi ciri khas dari lapangan ini terdapat Monumen raksasa yang berada di tengah-tengah lapangan ini. Monumen raksasa di tengah lapangan tersebut merupakan bagian dari Museum Bajra Sandi Renon. Begitu orang sana menyebutnya. Museum ini nama aslinya adalah Museum Perjuangan Rakyat Bali.  Namun orang sana lebih tahunya museum Bajra Sandi. Saya tidak tahu kenapa dinamakan Bajra Sandi. Di dalam Museum tersebut terdapat replika dan sejarah perjuangan rakyat Bali.
aktivitas warga di sore hari di Lapangan Niti Mandala Denpasar
Saya tidak bisa masuk ke Museum tersebut. Saya datang ke situ sudah terlalu sore. Dengan menyewa motor di Hotel saya mengitari semua jalan di Denpasar dan akhirnya singgah ke tempat ini. Namun yang pasti tempat ini masih kalah dengan tempat-tempat wisata lain yang ada di Bali seperti Sanur, Kuta, Uluwatu, Nusa Dua, Sangeh dan tempat-tempat lain yang ada di Bali.
Monumen perjuangan rakyat bali di Lapangan Niti Mandala Denpasar

GUNUNG BATUR, BALI



 Gunung Batur adalah gunung tertinggi ke -2 setelah Gunung Agung, ketinggian 1717 meter dari permukaan laut,  terletak di Kintamani, kabupaten Bangli.
Gunung Batur telah berkali-kali meletus. Kegiatan letusan gunung  Batur yang tercatat dalam sejarah dimulai sejak tahun 1804 dan letusan terakhir terjadi tahun 2000. Sejak tahun 1804 hingga 2005, gunung Batur telah meletus sebanyak 26 kali dan paling dahsyat terjadi tanggal 2 Agustus dan berakhir 21 September 1926. Letusan Gunung Batur itu membuat aliran lahar panas menimbun desa Batur dan Pura Ulun Danu Batur.
Kawasan Gunung Batur terkenal sebagai obyek wisata andalan kabupaten Bangli. Konon menurut cerita dalam Lontar Susana Bali, Gunung Batur merupakan puncak dari Gunung Mahameru yang dipindahkan Batara Pasupati untuik dijadikan Sthana Betari Danuh (istana Dewi Danu). Pada waktu tertentu, seluruh umat Hindu dari berbagai daerah di Bali datang ke Batur menghaturkan Suwinih untuk mengusir bencana hama yang menimpa ladang mereka. Dengan menghantarkan suminih ini maka kawasan gunung Batur menjadi daerah yang subur.
Daerah yang dapat ditonjolkan sebagai obyek wisata adalah kawah, kaldera dan danau. Terdapat aliran air dalam tanah yang mengalirkan air Danau Batur, yang muncul menjadi mata air di beberapa tempat di Bali dan dianggap sebagai “Tirta Suci”
Wisata budaya yang terdapat di kawasan Gunung Batur adalah Trunyan. Meskipun seluruh penduduk Trunyan beragama Hindu seperti umumnya masyarakat Bali, mereka menyatakan bahwa Hindu Trunyan merupakan Hindu asli warisan kerajaan Majapahit. Di sebelah utara Trunyan terdapat kuban, sebuah tempat makam desa, namun jenazah tidak dikuburkan atau dibakar, melainkan diletakkan di bawah pohon setelah dilakukan upacara kematian yang rumit. Tempat pemakamanan ini dipenuhi oleh tulang-tulang, dan bisa jadi kita menemukan mayat yang masih baru.